Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam

Banyak orang yang berharap berpalingnya orang Yahudi dan kemudian beriman kepada Yesus Mesias karena nubuatan terkenal dari Zakaria:

"Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang orang menangisi anak sulung.Pada waktu itu ratapan di Yerusalem akan sama besarnya dengan ratapan atas Hadad-Rimon di lembah Megido. Negeri itu akan meratap, setiap kaum keluarga tersendiri, kaum keluarga keturunan Daud tersendiri, kaum keluarga keturunan Natan tersendiri dan isteri mereka tersendiri, kaum keluarga keturunan Lewi tersendiri dan isteri mereka tersendiri, kaum keluarga Simei tersendiri dan isteri mereka tersendiri, juga segala kaum keluarga yang masih tinggal, setiap kaum keluarga tersendiri dan isteri mereka tersendiri." (Zakaria 12:10-14)

Apa yang menarik dari apa yang dinubuatkan oleh nabi dan bagaimana seharusnya kita berharap itu bisa digenapi? Apakah Zakaria berbicara tentang kejadian hebat di masa depan atau realitas sejarah? Apa yang bisa diambil dari metafora yang penuh arti dan konteks nubuatan yang luar biasa ini?

Di dalam nubuatan Zakaria ini, kita bisa melihat dampak mengejutkan dari penghianatan bangsa perjanjian terhadap Tuhan sendiri; YAHWEH  berbicara dalam bentuk orang pertama pada suatu peristiwa dimana "mereka" (keluarga Daud dan penduduk Yerusalem) akan memandang kepada "aku" (orang pertama tunggal), orang yang sudah mereka tikam (orang Ibrani lebih sering menterjemahkan sebagai thrust, through or wounded (dorong, lalui atau terluka) - setelah  Dia mencurahkan kasihNya dengan membawa pertobatan kepada Israel.

Peristiwa serupa diperlihatkan lebih dahulu dalam kitab Zakaria, dimana TUHAN JEHOVAH, dalam bentuk orang pertama, berkata kepada Israel:

"Jika itu kamu anggap baik, berikanlah upahku, dan jika tidak, biarkanlah. Maka mereka membayar upahku dengan menimbang tiga puluh uang perak.Tetapi berfirmanlah TUHAN kepadaku: Serahkanlah itu kepada penuang logam, nilai tinggi yang ditaksir mereka kepadaKu." (Zakaria 11:12-13)

Dalam suatu keinginan mutual mereka yang tampaknya sulit untuk dipahami implikasinya, diperingatkan dalam Zakaria 12:10, baik itu Artscroll dan Yerusalem dari Tanach terdapat suatu yang tidak tepat dalam text Ibrani-diberitakan secara berturut-turut sebagai:

"Mereka akan memandang kepadaKu, seseorang yang sudah mereka tikam. Mereka akan berduka atasnya karena dukacita atas satu-satunya anak"

dan

"Mereka akan memandang kepadaku, mereka bangsa-bangsa yang telah menikam"

Sukkat 52a menyatakan, yang sebaliknya, bahwa "Sangat baik menurut dia, seseorang yang menjelaskan penyebab (perkabungan) dari pembunuhan Mesias anak Yusuf, yang sesuai dengan ayat Alkitab:"Dan mereka akan memandang kepadaku, seseorang  yang sudah mereka tikam, dan akan berkabung karenanya seperti seorang yang kehilangan anak tunggal"

Pada kalimat-mereka akan memandang kepadaKu, seseorang yang telah mereka tikam dan mereka akan berkabung untukNya- terjadi perubahan dari orang pertama menjadi orang ketiga, menjelaskan objek yang sama (orang yang ditikam) ini mengindikasikan dengan jelas bahwa ada kesatuan antara TUHAN dan Mesias - utusanNya dalam kesematan.

Menurut Rabi Moses Alshech,"'Mereka akan memandang kepadaKu' maksudnya adalah mereka akan mengarahkan matanya kepadaKu dalam pertobatan sempurna, ketika mereka melihat Dia, seseorang yang sudah mereka tikam, Mesias, anak Yusuf, Rabi kita, seseorang yang diberkati, berkata bahwa Dia akan menanggung semua kesalahan Israel, dan kemudian dibunuh agar terjadi penebusan yang diperhitungkan karena Israel telah menikamNya, atas segala dosa mereka Dia telah mati, dan oleh karena itu supaya diperhitungkan kepada mereka sebagai pertobatan yang sempurna, mereka akan bertobat dan memandang kepada Dia yang sudah diberkati, dan mengatakan tidak ada yang lain selain Dia yang menghapus dukacita atas Dia yang telah mati atas dosa mereka. Ini adalah maksud dari "Mereka akan memandang kepadaKu."

Tercurahnya roh pengasihan dan roh permohonan akan berakibat pada ratapan yang besar diantara seluruh keluarga yang tersisa, setiap keluarga terpisah, dan isteri mereka terpisah. Kata Ibrani untuk tersisa biasanya digunakan untuk menjelaskan mereka yang masih hidup setelah penghancuran atau penghakiman.

Deskripsi dari perkabungan menjelaskan bahwa setiap keluarga yang terpisah, adalah suatu referensi jelas dari Paskah, karena Paskah adalah suatu peristiwa unik dari bangsa Israel-bahwa setiap keluarga memperingati penebusan dari tanah Mesir.

"Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga." (Keluaran 12:3)

"Lalu Musa memanggil semua tua-tua Israel serta berkata kepada mereka: Pergilah,ambillah kambing domba untuk kaummu dan sembelihlah anak domba Paskah" (Keluaran 12:21)

Generasi berikutnya merayakan Paskah sebagaimana juga mereka sendiri sudah ditebus keluar dari Mesir.

"Apabila TUHAN telah membawa engkau ke negeri orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Hewi dan orang Yebus, negeri yang telah dijanjikanNya dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepadamu, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, maka engkau harus melakukan ibadah ini dalam bulan ini juga. Makanlah roti yang tidak beragi tujuh hari lamanya dan pada hari yang ketujuh akan diadakan hari raya bagi TUHAN. Roti yang tidak beragi haruslah dimakan selama tujuh hari itu, sesuatupun yang beragi tidak boleh dilihat daripadamu, bahkan ragi tidak boleh dilihat padamu di seluruh daerahmu. Pada hari itu harus kauberitahukan kepada anakmu laki-laki: Ibadah ini adalah karena mengingat apa yang dibuat TUHAN kepadaku pada waktu aku keluar dari Mesir."

Perbuatan memandang kepada yang sudah ditikam dan kemudian timbul perkabungan atas Dia "karena suatu dukacita atas satu-satunya anak", menyinggung kepada kesulitan Abraham ketika dalam perjalanan 3 harinya ke Akedah (tempat pengorbanan Ishak). Kejadian ini-menurut sumber awal- terjadi pada saat Paskah. Tiga hari lamanya Taurat Musa perlu waktu untuk memilih domba untuk Paskah dan hari sembelihannya, hampir mirip dengan waktu untuk orang-orang merefleksikan arti dari pengorbanan yang sudah ditawarkan.

Pengorbanan Ishak yang diganti dengan darah biri-biri, sebagai pendahuluan atas pengampunan yang besar dengan cara TUHAN yang tidak terbatas, yang membenarkan setiap orang berdosa.

Kejanggalan dalam agama Yahudi tentang klaim mereka dalam Mekilta of Rabbi Ishmael  bahwa TUHAN melunak dari menghancurkan seluruh seluruh Israel ketika 'Dia melihat darah Ishak di Akedah', dengan mudah terpecahkan jika kita menerima bahwa darah biri-biri tidak hanya sebagai pengganti, tetapi lebih juga sebagai darah Ishak. Menurut B.Jacob, yang memberi tanggapan tentang Kejadian 22:12  "Setiap korban (dalam Alkitab) sebagai pengganti seorang manusia."

Menurut kebajikan Mekilta, percaya bahwa keselamatan dapat diperoleh melalui darah satu orang yang benar, dengan sungguh bisa ditegakkan sebagai ajaran Agama Yahudi Orthodox. Perkabungan ketika akibat memandang kepada seseorang yang tertikam, hampir serupa dengan perkabungan Hadad-Rimmon di lembah Megido- dimana Firaun Nekho membunuh Yosia, Raja Yehuda yang beriman dan benar.

Menurut Keil  "Kematian orang yang paling saleh ini, diantara seluruh raja-raja Yehuda diaratapi rakyatnya, terutama rakyat yang benar dengan pedihnya, nabi Yeremia pun menyusun suatu  syair ratapan atas kematiannya, dan juga para penyanyi meratapinya dengan nyanyian, dimana hal itu bisa dilihat di 2 Tawarikh 35:25 dan masih tetap dilakukan oleh bangsa Israel dalam waktu yang lama setelah captivity (pengurungan)."

Yosia akan lebih diingat sebagai orang yang mempersiapkan Paskah terbesar pada zaman Bait TUHAN pertama. Menurut kitab Tawarikh,

"Paskah semacam itu tidak pernah lagi dirayakan di Israel sejak nabi Samuel. Seorang pun diantara raja-raja orang Israel tidak pernah merayakan Paskah seperti yang dirayakan Yosia dengan para imam dan orang-orang Lewi, dengan seluruh orang Yehuda dan Israel yang dapat hadir, dan dengan penduduk Yerusalem."

Suatu studi tentang kehidupan raja besar Yehuda ini dan Paskah dirayakan pada tahun ke-18 pemerintahannya dan hampir sesuai dengan nubuatan Zakaria.

Kelahiran Yosia sudah dinubuatkan sekitar 250 tahun sebelumnya, di masa Yerobeam

"Lalu atas perintah TUHAN berserulah orang itu terhadap mezbah itu, katanya: Hai mezbah, hai mezbah! Beginilah firman TUHAN:"Bahwasannya seorang anak akan lahir pada keluarga Daud, Yosia namanya, ia akan menyembelih di atasmu imam-imam bukit pengorbanan yang membakar korban di atasmu, juga tulang-tulang manusia akan dibakar diatasmu." (1 Raja-Raja 13:2)

Setelah Yosia menjadi raja, dia menunjukkan dedikasinya untuk memperbaharui umat TUHAN kepada penyembahan yang benar melalui kepatuhan kepada Perjanjian.

"Yosia berumur delapan tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga puluh satu tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri. Pada tahun kedelapan dari pemerintahannya, ketika ia masih muda belia, ia mulai mencari TUHAN Daud, bapa leluhurnya, dan pada tahun kedua belas ia mulai mentahirkan Yehuda dan dan Yerusalem dari pada bukit-bukit pengorbanan, tiang-tiang berhala, patung-patung pahatan, dan patung-patung tuangan. Mezbah-mezbah para baal dirobohkan dihadapannya, ia menghancurkan pendupaan- pendupaan yang ada diatasnya, ia meremukkan dan menghancur luluhkan tiang-tiang berhala, patung-patung pahatan dan patung-patung tuangan dan menghamburkannya ke atas kuburan orang-orang yang mempersembahkan korban kepada berhala-berhala itu. Tulang-tulang para imam dibakarnya di atas mezbah-mezbah mereka. Demikianlah ia mentahirkan Yehuda dan Yerusalem. Juga di kota-kota Manasye, Efraim dan Simeon, sampai di kota-kota Naftali, yang dimana-mana telah menjadi  reruntuhan." (2 Tawarikh 34:1-6)

"Kemudian pergilah raja ke rumah TUHAN bersama-sama semua orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, para imam, orang-orang Lewi, dan seluruh orang awam, baik yang besar maupun yang masih kecil. Dengan didengar mereka ia membacakan segala perkataan dari kitab perjanjian yang ditemukan di rumah TUHAN itu. Sesudah itu berdirilah raja pada tempatnya dan diikatnyalah perjanjian dihadapan TUHAN untuk hidup dengan mengikuti TUHAN, dan tetap menuruti perintah-perintahNya, peraturan-peraturanNya dan ketetapan-ketetapanNya dengan segenap hatinya dan dengan segenap jiwanya dan untuk melakukan perkataan perjanjian yang tertulis dalam kitab itu. Ia menyuruh semua orang yang berada di Yerusalem dan Benyamin ikut serta dalam perjanjian itu. Dan penduduk Yerusalem berbuat menurut perjanjian TUHAN, yakni TUHAN nenek moyang mereka. (2 Tawarikh 34:30-32)

Meskipun ada pertobatan di seluruh negeri, tetapi TUHAN tidak melupakan hukuman yang sudah dibuatNya atas dosa-dosa yang dilakukan selama pemerintahan Amon dan Manase (2 Raja-Raja 21). Tuhan memberitahukan tentang hukuman itu melalui nabi Huldah

"Beginilah Firman TUHAN: Sesungguhnya Aku akan mendatangkan malapetaka atas tempat ini dan atas penduduknya, yakni segala kutuk yang tertulis dalam kitab yang telah dibacakan di depan raja Yehuda, karena mereka meninggalkan Aku dan membakar korban kepada illah lain dengan maksud menimbulkan sakit hatiKu dengan segala pekerjaan tangan mereka, sebab itu nyala murkaKu  akan dicurahkan ke tempat ini dengan tidak padam-padam. Tetapi kepada raja Yehuda yang telah menyuruh kamu untuk meminta petunjuk TUHAN, harus kamu katakan demikian: beginilah firman TUHAN: Mengenai perkataan yang telah kaudengar itu, oleh karena engkau sudah menyesal dan engkau merendahkan diri dihadapan TUHAN pada waktu engkau mendengar firmanNya terhadap tempat ini dan terhadap penduduknya, oleh karena engkau merendahkan diri di hadapanKu, Aku pun telah mendengarnya, demikianlah firman TUHAN, maka sesungguhnya Aku akan mengumpulkan engkau kepada nenek moyangmu, dan engkau akan dikebumikan ke dalam kuburmu dengan damai, dan matamu tidak akan melihat segala malapetaka yang akan Kudatangkan atas tempat ini dan atas penduduknya. Lalu mereka menyampaikan jawab itu kepada raja." (2 Tawarikh 24-28)

Jika raja Hezekiah tidak tertarik dengan nasib bangsanya dan hanya peduli dengan urusannya sendiri, maka hal itu berbeda dengan Yosia. Yosia tidak menjadi puas atas kepastian yang diberikan kepadanya malahan ia berusaha untuk mendapatkan pengampunan TUHAN. Bekerja tanpa lelah untuk mempersiapkan Paskah dan tunduk pada Perjanjian.

Dalam persiapan untuk peringatan ini, imam dibebaskan dari tugas membawa Tabut Perjanjian dan lebih kepada melayani TUHAN dan sesamanya.

Untuk memastikan semua penduduk dapat mengikuti, bahkan rakyat yang paling miskin (awam), Yosia sendiri menyediakan domba untuk korban:

"Dan Yosia menyumbangkan kepada kaum awam sejumlah 33,000 ekor kambing domba, yakni domba-domba dan kambing-kambing jantan yang muda, semuanya sebagai korban Paskah bagi semua yang hadir. Selain itu juga disumbangkannya 3,000 ekor lembu. Semuanya itu dari harta milik raja. (2 Tawarikh 7)

Kemudian, pada tahun ke-18 pemerintahan Yosia:

"Setelah upacara ibadah disiapkan, berdirilah para imam pada tempatnya dan orang-orang Lewi menurut rombongannya sesuai dengan perintah raja. Maka disembelihlah domba Paskah, dan para imam menyiramkan darah yang mereka terima dari orang-orang Lewi, sedang orang-orang Lewi menguliti domba itu. Tetapi mereka memisahkan korban bakaran untuk  diserahkan kepada kaum awam menurut golongan puak merekan, supaya dipersembahkan kepada TUHAN..... Demikianlah seluruh upacara ibadah bagi TUHAN disiapkan pada hari itu untuk merayakan Paskah dan untuk mempersembahkan korban bakaran diatas mezbah TUHAN sesuai dengan perintah raja Yosia." (2 Tawarikh 35:10-16)

Menurut janji TUHAN, Yosia tidak akan hidup untuk melihat pengahancuran Yerusalem dan Bait TUHAN.

"Kemudian dari pada semua ini, setelah Yosia memperbaiki bait TUHAN, majulah Nekho, raja Mesir, hendak berperang di Karkemis di tepi sungai Efrat. Yosia keluar menghadapinya. Ia mengirim utusan kepada Yosia, dengan pesan ; Apakah urusanmu dengan aku, raja Yehuda? Saat ini aku tidak datang melawan enkau, tetapi melawan keluarga raja yang sedang kuperangi. TUHAN memerintahkan aku supaya segera bertindak. Hentikanlah niatmu menentang TUHAN yang menyertai aku, supaya engkau jangan dimusnahkanNya. Tetapi Yosia tidak berpaling dari padanya, melainkan menyamar untuk berperang melawan dia. Ia tidak mengindahkan kata-kata Nekho, yang merupakan pesan TUHAN, lalu berperang di lembah Megido. Maka pemanah-pemanah menembaki Yosia, dan raja berseru kepada orang-orangnya: Bawa kau dari sini, karena aku luka parah!.....Selebihnya dari riwayat Yosia dan perbuatan-perbuatanya yang saleh yang sesuai dengan yang ada tertulis dalam Taurat TUHAN, yakni riwayatnya dari awal sampai akhir, sesungguhnya semua itu tertulis dalam kitab raja-raja Israel dan Yehuda." (2 Tawarikh 35:20-27)

Di dalam diri raja Yosia, kita dapat melihat ciri nubuatan seorang Mesias, dan dalam Paskah Yosia nubuatan Paskah disinggung dalam nubuatan Zakaria. Apa yang Perjanjian Baru nyatakan tentang tentang penggenapan nubuatan Zakaria dan bagaimana ciri-ciri nubuatan ini ada dalam Yesus:

a)      Sama seperti Yosia, kehidupan dan pelayanan Mesias dinubuatkan oleh nabi-nabi, sehingga Dia akan datang untuk menggenapi semua yang tertulis tentang Dia di dalam Hukum dan nubuatan para nabi-nabi. (Lukas 25:24-27). Dia akan memulihkan penyembahan yang benar kepada TUHAN yang benar, sehingga banyak orang akan bertobat dari dosa mereka dan kembali kepada TUHAN.

b)      Perjanjian Baru menyatakan keEsaan antara TUHAN dengan Mesias, yang disinggung dalam Tanach dan ucapan para nabi. Dikatakan Yesus sebagai hakikat Firman Tuhan (Yohanes 1:1) dan representasi dariNya (Ibrani 1:3). Yesus hanya melakukan kepentingan BapaNya (Yohanes 6:63). Siapa yang sudah melihatku, ia sudah melihat Bapa (Yohanes 14:9), jadi penikaman terhadap Yesus sama dengan penikaman terhadap Bapa. 30 keping perak yang para pemuka agama berikan untuk nyawa Yesus, adalah harga yang mereka kenakan kepada TUHAN.

Dalam Yesus Mesias "AnakNya yang tunggal Bapa, penuh kasih dan kebenaran" dan "Sulung dari seluruh ciptaan" satu-satunya yang mana Bapa berkata "Inilah AnakKu, kepadaNyalah Aku berkenan" (Lukas 2:32).

Perkabungan atasNya digambarkan sebagai tunas dan keturunan Daud (Wahyu 22:16), tetapi dimanifestasikan kepada kita sebagai "Anak Manusia" tertulis dalam Daniel 7:13.

c)      Sebagai seorang yang benar, Raja Yosia tidak membebani para Lewi dengan kuk Tabut, begitu juga Yesus telah membebaskan kita dari beban Hukum Taurat dalam upaya kita dapat menerima jalan keselamatan baru oleh Roh. (Roma 7:6, Kolese 2:14, Galatia 5:18), juga sebagai imamat rajani (1 Petrus 2:9) untuk meyembahNya "di dalam Roh dan Kebenaran" (Yohanes 4:24).

d)      Menurut jaminan nubuatan kepada Abraham tentang Ishak (Kejadian 22:8), dan menurut contoh dari Yosia yang menyediakan 33,000 ternaknya, sehingga di dalam Yesus korban Paskah yang mana Tuhan telah sediakan untuk kita, pada hakikatnya adalah TUHAN sendiri.

e)      Menurut Sages, Ishak tahu bahwa ia akan dikorbankan dan bersedia atas kematiannya. Bereshit Rabba menyatakan pada 56:3 Ishak membawa kayu, seperti seorang yang dihukum untuk disalib "membawa salibnya sendiri". Yosia bersedia pergi ke medan perang dan juga seperti Yesus yang memberi kepastian "Tak seorangpun dapat mengambil (nyawa) daripadaKu, tetapi Aku memberikannya menurut  kehendakKu sendiri. (Yohanes 10:13-18)

f)      Yosia menyamarkan dirinya sebelum masuk ke dalam peperangan, setidaknya ia bisa dikenali sebagai raja Israel- dimana Nekho mungkin akan membatalkan. Begitu juga Yesus membuat diriNya, tidak berharga dan menjadi seorang hamba. "Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan TUHAN yang mulia. (1 Korintus 2:8).

g)      Sama dengan kegundahan Firaun Nekho, Pontius Pilatus berusaha untuk menghindari konfrontasi dengan Mesias, dan menjadi tidak bersedia dalam kematiannya.

h)      Kematian Yosia, begitu juga kematian Yesus telah diperingati oleh seluruh generasi untuk mengerti bahwa "Dia terluka karena pemberontakkan kita" dan "penderitaan yang membawa kita damai kepada Dia" (Yesaya 53:5).

Upacara yang dinubuatkan oleh Zakaria, adalah pesta Paskah terbesar dalam sejarah Israel-lambang penebusan dosa, bukan dari hamba perbudakan, tetapi dari hamba dosa- hari dimana Tuhan menebus Israel  "dengan darahNya sendiri" (Kisah Para Rasul 20:28)

"Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang dan mengambil bagian didalamnya.....Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa." (Ibrani 10:1-4)

Seperti Paskah pertama, penebusan adalah sesuai yang pribadi dan darah harus ditorehkan di pintu setiap rumah. Untuk alasan ini, Hukum Musa berketetapan, barangsiapa yang tercemar atau  tidak hadir pada perayaan Paskah akan merayakannya kemudian.

"Tetapi  ada beberapa orang yang najis oleh karena mayat, sehingga tidak dapat merayakan Paskah pada hari itu....Pada bulan yang kedua, pada hari yang keempat belas, pada waktu senja, haruslah orang-orang itu merayakannya beserta roti yang tidak beragi dan sayur pahit haruslah mereka memakannya." (Bilangan 9:6-11)

Perkabungan yang digambarkan oleh Zakaria sebagai setiap keluarga akan terpisah, tidak berasal kepada keseluruhan umat. Mereka yang sudah percaya Yesus dan hadir di dalam penyalibannya memandang kepadaNya. "Ini terjadi supaya nubuatan itu dipenuhi.....Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam" (Yohanes 19:36-37).

Pada Pentakosta, Simon Petrus memperingati penduduk Yerusalem:

"Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti bahwa TUHAN telah membuat Yesus yang kamu salibkan itu menjadi Tuhan dan Kristus. Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: Apakah yang harus kami perbuat saudara-saudara? Jawab Petrus kepada mereka: Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing dibaptis dalan nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh TUHAN kita. Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasehati mereka, katanya: Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini. Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu juga jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa" (Kisah Para Rasul 2:36-41)

Banyak orang Yahudi yang berpikiran, bahwa kematian Yesus sebagai suatu pencemaran dan telah menjauh dari makna Paskah yang sebenarnya. Suatu kesempatan terjadi sampai sekarang, -kepada mereka yang tidak ada untuk mecari Dia yang sudah mereka lukai,Domba Keselamatan- dan menangis dengan pedihnya atas Dia, karena mereka mengenaliNya sebagai seorang yang berharga dan anak yang terkasih. Bahkan sekarang, setiap rumah tangga harus menghadapi klaim bahwa Yesus Mesias secara individu. (Zakaria 12:14)

Saulus dari Tarsus, seorang penganiaya gereja, bersaksi:

"aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihaniNya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu diluar iman. Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus" (1 Timotius 1:13-14)

Roh pengasihan dan roh permohonan dimana TUHAN akan curahkan ke atas keluarga Daud dan penduduk Yerusalem, tidak lain adalah Roh Kudus (Ibrani 10:29) "yang akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman." (Yohanes 16:8)

Keluarga Daud tidak sinonim dengan Yehuda (suku dimana raja akan berasal) atau Israel (bangsa Perjanjian) -sebagaimana banyak dipercaya orang- tetapi jika melihat pada naskah raja yang memerintah merupakan "keturunan Daud dan anggota keluarganya"

Karena Yesus sendiri adalah Mesias Raja, lahir dari keturunan Daud (Lukas 1:26-23), ini sesuai dengan nubuatan Zakaria yang berkata Roh Kudus akan dicurahkan atas mereka yang disebut sebagai ahli waris, saudara dan keturunan. Mereka yang ikut dalam penderitaannya, mereka juga akan ikut dalam kemuliaanNya dan akan "memerintah bersama Dia" dan yang Yesus sendiri nyatakan sebagai anggota keluarganNya

Sangat nyata bahwa bahwa melalui keluarga Daud, roh pengasihan dan roh permohonan akan tersebar ke penduduk Yerusalem ,seperti tercatat dalam Kisah Para Rasul 2, kemudian ke Yudea, Samaria dan ke seluruh bumi, kepada setiap yang percaya "kepada yang TUHAN telah panggil."

Dengan demikian, tidak ada penghinaan terhadap keseluruhan kerja penebusan, belas kasih abadi yang TUHAN curahkan ke atas umat manusia dan kemuliaan yang sudah dipercayakan kepada rasulNya, akan banyak orang yang mencari pemenuhan nubuatan yang luar biasa ini.

Karena "Mesiah, Paskah kita sudah dikorbankan" (1 Korintus 5:7) dan kita sudah ditebus dari perbudakan dosa dan kematian dan dibawa kepada ahli waris yang mulia yaitu sebagai anak TUHAN.

Ada ciri kedua dari perkabungan, yang mana dilambangkan dengan keluarga-keluarga Mesir yang kehilangan keluarganya pada masa Keluaran (Keluaran 12:29-30). Ini seperti sudah menjadi nasib

"mereka yang sudah menginjak-injak Anak TUHAN dan menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya dan yang menghina Roh kasih karunia" (Ibrani 10:29)

Mereka akan menyaksikan hari kemuliaan kedatangan Mesias sebagai hari kemurkaan dan pengadilan, tetapi bagi mereka yang sudah menatap padaNya dalam perkabungan dan pertobatan akan menjadi hari penebusan dan keselamatan. (Kevin Daly)

 


Source : Messianic Good News
Translation : Odith and Linda